Sejak kecil, saya telah jatuh cinta dengan
buku-buku dongeng luar negeri pemberian Abah. Buku-buku ini membuat saya hanyut
dalam imajinasi. So, sebelum melalak ke
Belanda, saya bolak-balik googling
tentang Zaanse Schans, sebuah desa nan permai di Belanda Utara. Betulkah semuanya
indah seperti yang diceritakan mereka? Penasaran, saya dan keluarga memutuskan ke
sana dengan membeli tiket Volendam, Marken, and Windmills Tour
di aplikasi Traveloka Xperience. Kalok membeli tiket ini, kelen dapat naik
Canal Cruise gratis di Amsterdam.
Di Belanda, kami menginap di Fine Seasons Hotel Amsterdam. Recommended hotel karena letaknya
strategis dekat Amsterdam Centraal Station. Stafnya ramah. Kamarnya cukup spacious untuk kelen yang membawa
keluarga dengan dua atau tiga anak kecil. Harga terjangkau.
Hari pertama di Belanda, kami istirahat
sebentar, lalu pusing-pusing Amsterdam. Hari kedua, kami siap-siap jalan-jalan ke
berbagai desa di Belanda, yang diawali ke Zaanse Schans. Yay! Sesuai penjelasan di tiket, kami akan mengunjungi tiga desa,
yakni Zaanse Schans, Marken, dan Volendam.
Malam sebelum berangkat, suami
survei ke kantor Lindbergh Tour & Travel di Amsterdam Centraal Station
(sepertinya Traveloka bekerja sama dengan Lindbergh Tour & Travel ini). Semua
peserta tur diminta kumpul maksimal pukul 08.30 pagi keesokan harinya di depan
kantor mereka. Rencana berangkat pukul 09.00 pagi. Please be noted, jangan
sampai telat karena orang Belanda selalu on
time! Total peserta tur sekitar lima puluh orang.
Saran saya, sebaiknya kelen membeli tiket via aplikasi Traveloka, Klook, atau aplikasi lain, jauh-jauh hari daripada membeli on the spot. Selain lebih murah, tiket jugak dikhawatirkan habis karena destinasi wisata ini banyak peminat.
Paginya, saya menukar tiket online Traveloka dengan tiket resmi di
kantor Lindbergh Tour & Travel. Oiya, saya prefer mencetak tiket online
Traveloka daripada menyimpannya di hape saja. Takutnya saat mau
menunjukkannya ke agen, hape mati atau lowbat.
![]() |
Tiket online ditukar di sini |
![]() |
Tiket resmi |
![]() |
Rombongan siap berangkat! |
Zaanse Schans yang magnificent
Madam Daniella, kepala tour guide, memimpin di depan. Tangannya
menggenggam bendera kecil segitiga bertuliskan Lindbergh Tour & Travel sebagai penanda. Beliau briefing ini itu, tapi saya tak terlalu
memperhatikan ha-ha! Badan rasanya sudah kayak cacing kepanasan yang pengin
cepat-cepat naik bus bertingkat berwarna merah itu dan … brengkiii!
Perjalanan dari Amsterdam ke Zaanse
Schans sekitar 45 menit naik bus. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi
pemandangan padang hijau yang luaaasss dan kawanan domba gemuk. Aaah, belum sampai saja,
pemandangannya sudah mantap surantap begini, apalagi kalok sudah sampai, ya?
Daaan … Zaanse Schans’s view beyond my expectation. Di sana betul-betul
indah, Inang! Rumah kuno Belanda yang unik. Danau jenjang yang jernih. Bebek
berkepala hijau yang lucu. Angsa putih yang cantik. Ofkors … ada jugak kincir
angin yang terkenal ituuuh! Katanya, kincir angin tradisional berukuran besar masih
berfungsi untuk menggiling tepung, minyak, dll.
Di Zaanse Schans, saya menghirup
udara dalam-dalam tanpa merasa bersalah. Segaaarrr! Angin semilir bertiup menghadiahkan
kesejukan. Kicau burung begitu menenangkan. Sesekali penduduk melintas dengan sepeda.
Di sini penduduk membuka toko kue, toko roti, toko souvenir, dll sebagai mata
pencaharian. Saya mungkin bisa mengetahui semuanya dari membaca, tapi
bersentuhan langsung dengan objeknya saat traveling itu luar biasa! Masya Allah
tabarakallah. Bibir ini tak berhenti bertakbir mengagumi ciptaan-Nya. Semoga
kapan-kapan kami bisa balik lagi ke Belanda untuk melihat eloknya kebun tulip
di Taman Keukenhof.
![]() |
Zaanse Schans |
Baca juga: 5 Hal yang Saya Suka dari Amsterdam
Belanda surganya keju!
Kawan
CM sudah pada tahu, kan, kalok Belanda itu surganya keju? Belanda, Perancis, dan
Italia merupakan tiga negara penghasil keju terbesar di dunia. Asyiknya, kami sekeluarga
fans berat keju! Bisa main-main ke peternakan keju Catharina Hoeve milik Henri Wilig
di Zaanse Schans jadi dream comes true.
Henri Wilig adalah produsen keju kualitas nomor satu yang hadir sejak tahun
1974. Keju-kejunya sudah diekspor ke lebih dari seratus negara.
Di
sini keju melimpah ruah! Saya pikir di ruangan depan itu sudah semuanya.
Ternyata, di ruangan belakang masih ramai lagi rak tempat keju bersemayam. Sungguh
saya terpana! Ada keju dari susu sapi, susu domba, dan susu kambing. Apa kabar
saya yang selama ini cuma pemakan keju cheddar?
Itu pun udah sukak kali. Di sini kejunya beraneka citarasa. Ada keju rasa lada,
rasa herbs, bahkan rasa kelapa. Macam
mana keju rasa kelapa? Kalian harus tes sendiri. Di sini free icip-icip sampai modar! Semua boleh dijadikan oleh-oleh.
Katanya,
keju dari susu kambing memiliki lemak paling sikit dan mudah dicerna tubuh. Hanya,
saya kurang suka pulak karena rasanya yang agak agak asem cemana kituh. Saya
paling suka smoked beef cheese. Keju best seller itu baby gouda, keju dari susu sapi murni, yang sering jadi toping
salad.
![]() |
KEJUUU!!! |
Siapa mau cokelat?
Selain
ke toko keju Henri Wilig, kami juga main ke toko cokelatnya! Rasa cokelatnya
bermacam-macam, tapi katanya yang best seller
itu Caramel Salt. Hm, unik, ada perpaduan rasa manis dan asin. Biasanya rasa
cokelat, kan, manis saja, yo. Jika dicicipi, kita akan mengecap rasa manis
terlebih dahulu, setelah itu rasa asin. Saat cokelat habis dimakan, tersisalah butiran
garamnya.
![]() |
Harga 10 batang cokelat sekitar Rp360 ribuan saja |
Please be on time!
Sekali
lagi saya bahas soal on time ini. Madam
Daniella memberi kami waktu satu jam untuk jalan-jalan di Zaanse Schans. Saking
terpesonanya dengan Zaanse Schans, saya tak putus-putus membidik kamera.
Rasanya segenap pemandangan pengin diabadikan. Kapan lagi yekan? Saya pun
lengah. Tahu-tahu suami sibuk mengajak kami kembali ke parkiran. Soalnya
teman-teman tur sudah pada menghilang.
Di kejauhan kami melihat bus bergerak siap berangkat! Hah?!
Saya,
suami, dan anak-anak lari pontang-panting macam maling ayam dikejar massa. Kami
berteriak-teriak memanggil bus supaya berhenti. Gileee, saya tak duga kalok
darah Mardi Lestari mengalir di dalam tubuh saya. Alhamdulillah, dewi fortuna
masih berpihak. Kami berhasil menghampiri bus dengan napas ngos-ngosan level
dewa.
Salah satu tour guide sekilas ngomong ke saya, “Next time, please be on time, ok?” Mungkin doi takut kami telat
lagi. Alamak maluna awak. Mana si bungsu Sulthan batuk-batuk terus di dalam bus
karena mendadak jadi sprinter
cilik. Maafkan ummimu ya, Nak. Hiks.
Peristiwa ini bikin saya tambah
melek betapa berharganya waktu. Jangan egois! Kepentingan banyak orang bakal dikorbankan
gara-gara sikap tak bertanggung jawab ini. Salut sama orang Belanda yang selalu on time.
“Aku pengin seperti Madam Daniella, Ummi!”
“Aku
pengin keliling dunia dan bisa bicara macam-macam bahasa!” Itu kalimat yang
terlontar dari bibir Shafiyya. Di antara ketiga anak saya, justru si butet yang
memiliki jiwa petualang. Dia gemar menonton acara traveling di teve seperti Hijab Traveling dan Nat Geo Wild. Kalok
disuruh memilih, dia bakal memilih jalan-jalan ke tempat wisata yang rada menantang
seperti arena panjat tebing (untuk anak-anak), flying fox, dll.
Liburan ke Belanda, Shafiyya tampak selalu
bersemangat. Dia tekun memperhatikan aksi Madam Daniella. Madam Daniella fasih
berbahasa Inggris dan Spanyol. Wawasannya luas. Dia selalu bisa menjawab pertanyaan
peserta tur. Semoga
cita-citamu keliling dunia terwujud, Nak. Semoga kamu bisa menyampaikan pesan
kebaikan dalam bermacam-macam bahasa. Aamiin.
Kawan CM ada yang sudah pernah ke
Zaanse Schans? Kelen pasti sama terkesannya dengan saya, kan? Next, saya akan tulis cerita jalan-jalan
kami ke Marken dan Volendam, desa lain di Belanda Utara jugak. Tungguin, yo! [] Haya
Aliya Zaki
Zaanse Schans
Berangkat: pukul 09.00 pagi
Kumpul: pukul 08.30 pagi di kantor Lindbergh Tour & Travel di Amsterdam Centraal Station
Tiket tur ke Zaanse Schans, Marken, dan Volendam (bonus naik canal cruise di Amsterdam):
dewasa Rp922.745,00 per orang
anak-anak Rp461.372,00 per orang (4-12 tahun)
Zaanse Schans
Berangkat: pukul 09.00 pagi
Kumpul: pukul 08.30 pagi di kantor Lindbergh Tour & Travel di Amsterdam Centraal Station
Tiket tur ke Zaanse Schans, Marken, dan Volendam (bonus naik canal cruise di Amsterdam):
dewasa Rp922.745,00 per orang
anak-anak Rp461.372,00 per orang (4-12 tahun)
Jadi pengen ke sana mbak hahaha...
ReplyDeleteMemang beda banget sih ya antara cuma baca atau nonton videonya, dengan langsung berkunjung ke sana.
Semoga bucket list yang ini kesampaian juga.
Ditunggu cerita selanjutnya...
Foto dan videonya lumayan mewakili, tapi kalok ngerasain sendiri, sensasinya itu luar biasa. ��
DeleteKebayang aku kagetnya pas ditinggal bis dan harus lari-larian hahahha...
ReplyDeleteDari kapan itu nungguin tulisan ini, kali aja kesampaian juga kesana, bener lho..kayak cerita dongeng di majalah Bobo dulu tempatnya.
Iyaaa Bena. Tak nyangka kami kalok bakal ditinggal bus. Mereka betul-betul on time. :)) Tuh, aku juga keingat-ingat terus sama dongeng di majalah Bobo. Soalnya majalah Bobo itu kan asalnya dari Belanda. Pantas saja. :D
Deletecaramel salt, cokelat dengan ampas butiran garam ... hmmm kek gimana ya rasanya haha belum bisa terbayangkan. Karena biasanya maem cokat ya manis doang ya mbak.
ReplyDeleteAwalnya berasa manis cokelat. Setelah cokelatnya habis, garamnya berasa kres kres di lidah. Garamnya gak aku makan. Asin! Hi-hi.
Deletembaaaaa alasan aku mau ke belanda nanti sih lebih krn kejuuu dan coklat :D. udh denger, trutama dr suami yg dulu lama stay di eropa kalo keju di sana memang enaaak bangettt dan jenisnya macem2. aku sampe ngiler bayanginnya. kalo desa2 nya sih pasti didtangin jg, tp tujuan utama harus keju hahahahah...
ReplyDeleteWeeeiii puas-puasin makan keju di sana ha-ha! Aku aja sampai bingung mau milih yang mana. Semuanya kelihatan enak. :))
Delete