Bulan Januari 2019 lalu kami sekeluarga borongan
melalak mengunjungi empat negara, yakni Perancis, Swiss, Belanda, dan Hong
Kong, selama total dua minggu. Too bad perjalanan
diawali dengan ... kecopetan di Paris! Lima orang
pria berbadan tegap berkulit gelap mengelilingi suami dan serta merta mencabut
dompet di saku belakang celana. Copet atau jambret atau semi rampok *halah* ya
bisa dibilang begitulah. Hampir sepuluh bulan berlalu, rasa takut masih
menyelinap. Sepertinya saya belum sanggup bercerita panjang lebar tentang insidennya
di blog. *glek* Untung kami semua masih dilindungi Allah Swt.
Soal Belanda, kami memang cuma tiga hari di sana, tapi yang tiga hari itu nyata-nyata berkesan
bagi kami. Kami menclok di Terminal
Amsterdam Sloterdijk setelah melakukan perjalanan sekitar delapan jam dari
Zurich Swiss dengan menaiki FlixBus. Setelah itu, kami nyambung naik kereta
menuju Amsterdam Centraal Station sekitar sepuluh menit. Berikut 5 hal yang saya suka dari Amsterdam.
![]() |
Amsterdam Centraal Station |
![]() |
Ini ceritanya main ke alun-alunnya Amsterdam hiyaaa |
1. salam hangat dari Amsterdam
Kesan
pertama, Amsterdam kota yang bersahabat. Keluar dari Amsterdam Centraal
Station, seorang polisi bertanya ramah kami akan ke mana, lalu beliau
menunjukkan arah. Jalan beberapa langkah, seorang lelaki tua jugak bertanya
ramah kami akan ke mana. Guess what,
beliau antusias sangat mengantarkan kami sampai ke lobi hotel! Tanpa diminta,
beliau memberikan kata pengantar
kepada resepsionis bahwa kami turis dari Indonesia yang hendak menginap di
situ. Thank you, Sir!
Fyi, waktu tempuh dari stasiun ke hotel itu sekitar
sepuluh menit jalan kaki. Jarang-jarang ada yang mau menghabiskan waktunya sekian
menit untuk menolong orang yang belum dikenal. Hari gini orang-orang udah pada sibuk
sama urusannya masing-masing. Saking terkesimanya, saya sampai lupa menanyakan
nama lelaki tua baik hati itu. *tepok jidat jenong*
Keesokan
paginya, saya berpapasan dengan pasangan yang sedang berolahraga. Mereka
tersenyum menyapa. Wajah si suami bule, tapi wajah si istri familiar. Ahaaaiii …
patutlah. Ternyata si istri orang Indonesia yang tinggal di Belanda mengikut
suaminya. Kami bercakap-cakap. Mereka memberi tahu tempat berbelanja tempe dan
sayuran ala Indonesia ha-ha. Sederhana, tapi bahagia boleh bercakap sekejap dengan
mereka!
2. insya Allah aman
Malvin,
resepsionis Fine Seasons Hotel, hotel tempat kami menginap, sosok yang simpatik. Saya curhat tentang kasus kami kecopetan di Paris. Malvin mendengarkan dengan
saksama. Dia berkata, Amsterdam termasuk aman. Jadi saya jangan over worry.
Nanti kurang menghayati liburan. Tingkat kriminalitas di Belanda tak pala tinggi. Beberapa penjara bahkan ditutup
karena kosong! Berdasarkan survei, Belanda dikategorikan negara
aman bersama dengan Norwegia, Kanada, dan Finlandia. Meski begitu, Malvin menyarankan
supaya saya dan keluarga tetap waspada.
Baca juga: Desa Bak Negeri Dongeng Itu Bernama Zaanse Schans
Baca juga: Desa Bak Negeri Dongeng Itu Bernama Zaanse Schans
3. bebas polusi-si-si-si!
Amsterdam
salah satu kota yang udaranya paling segar di dunia. Bebas polusi! Dari sekitar
700 ribuan penduduknya, 600 ribuan beraktivitas dengan sepeda. Pengendara mobil
dan motor bisa dihitung dengan jari bantet saya ini.
Trotoar
di Amsterdam punya dua jalur, yang satu khusus untuk pesepeda dan yang satu
lagi khusus untuk pejalan kaki. Trotoarnya lebar dan kinclong. Suka kali awak
nengoknya. Tiba-tiba kucedi teringat trotoar di jalanan komplek rumah yang
ceuprit tercirit mirit. Setiap jalan kaki bawaannya parno disenggol mobil atau
motor.
![]() |
Trotoarnya sangat memanjakan pejalan kaki |
![]() |
Mobil mini hi-hi |
![]() |
![]() | |
Epik! |
Laki-laki perempuan, tua muda, berduyun-duyun
mengayuh sepeda di Amsterdam. No gengsi gengsi club. Waktu itu saya sempat melihat
perempuan cantik berbaju modis bersepatu bot heels melenggang santai sambil menggiring sepedanya. Pemandangan
langka! Biasanya, kan, naik mobil mewah atau minimal taksilah. Bolehkah daku
melamar jadi mak comblangmu, Nona. *eh* Tapi, tiga hari di sini kadang saya
lupa. Jalan kaki masih aja di sebelah kiri, seharusnya di sebelah kanan.
Alhasil dikring-kring sepeda melulu he-he.
4. Sistem transportasinya keren
Selain sepeda, sistem transportasi
yang mencolok di Amsterdam adalah trem putih biru. Di mana-mana trem di mana-mana
trem. Kami tak perlu memantau peta karena semua rute dan waktu tercantum jelas
di papan informasi stasiun. Sistem transportasi di Belanda termasuk yang
terbaik di dunia. Semua moda transportasi terintegrasi dan tepat waktu!
Sebagai penganten lama, saya dan
suami pengin jugaklah sekali-sekali kencan berdua. Malam hari, kami berangkat dari Centrum
ke Hard Rock Cafรฉ Amsterdam naik trem. Harga tiket per orang perjalanan PP
jarak dekat sekitar Rp100 ribu. Di depan pintu masuk trem ada mbak-mbak
operator yang gagah. Tremnya bersih dan rapi. Bikin betah. Kalok Kawan CM
banyak melakukan perjalanan di Belanda, lebih baik membeli OV chipkaart.
Harganya jauh lebih hemat daripada tiket reguler.
5. sungainya juara!
Amsterdam
terkenal dengan julukan Venice of the
North karena sungai yang mengelilinginya, bahkan ada penduduk yang tinggal
di dalam kapal segala. Btw, Belanda
punya banyak sungai, tapi kenapa pulak tak pernah banjir taiye?
Berdasarkan
literatur yang saya baca, Belanda amat serius menghadapi ancaman banjir.
Kabarnya, mereka memiliki dewan khusus yang bertanggung jawab terhadap
persoalan ini. Pak Ahok pernah datang ke Belanda untuk riset dan belajar cara
menanggulangi banjir. Mungkin cara Belanda perlu ditiru Jakarta dan kota-kota lainnya
di Indonesia yang langganan banjir. Kelak sungai bukan sumber masalah malah jadi potensi wisata seperti yang kami rasakan
di Amsterdam. Happy–nya jalan-jalan menyusuri sungai Amsterdam selama
satu jam dengan kapal orange!
Satu kapal muat kira-kira lima puluh penumpang. Anak-anak penasaran
mencoba headset yang tersedia di
dekat meja. Kami duduk di depan pasangan kakek nenek. Suami bercanda ke saya,
“Ini kita sekeluarga besar oma opa cucu-cucu lagi jalan-jalan, ya.” Hush,
penginnya punya mertua bule apa dia.
Kapal melewati gedung-gedung,
rumah-rumah penduduk, dan pastinya parkiran sepeda yang epik! Pemandangannya damai
nian. Sepanjang perjalanan, pengemudi kapal bercerita tentang tempat-tempat
yang kami lewati tadi melalui speaker. Saya sempat merekam perjalanan kami di dalam canal cruise. Oiya, kita bisa naik kapal orange ini pukul berapa saja dari pukul 09.30 pagi - 04.30 sore.
Ayok ke Amsterdam!
Yok, masukkan negara Amsterdam ke bucket list kelen. Lupakan masa
lalu nan pahit sebelum kita merdeka ituuuh. Belanda negara kecik, tapi layak
dijadikan role model dari berbagai
sisi. Kawan CM pernah ke Amsterdam? Komenlah cerita kelen selama di sana. Mariii. [] Haya Aliya Zaki