Ooow, baiklah. Berhubung suami harus lembur
sampai akhir tahun, mustahil acara melalak kami jauh-jauh. By the power of
googling saya coba mencari tahu tempat wisata anak di Tangerang. Pucuk dicinta
nasi lomak tiba. Saya nemu info wisata edukasi BFC Mini Farm di Tangerang.
Kami tiba di TKP pukul 09.00 wib. Pakai
Waze aja, tak payah mencari lokasi. Tempatnya luas sekitar 5000 m2.Lapangan parkir muat 6 bus besar. Hari masih
pagi suasana masih sepi. Selesai membayar tiket, kami langsung ikut pemandu
wisata. Oiya, tiket Rp75 ribu per orang
sudah termasuk biaya pemandu wisata, makanan untuk hewan, dan souvenir.
Landak mini
Sejak nonton film SING,
anak-anak pengin sangat melihat penampakan Ash, eh, landak haha. Kesampaian
juga akhirnya, meskipun bukan landak hutan. DI BFC Mini Farm anak-anak
mengamati landak mini yang warna durinya rada bule. Landak makhluk nocturnal
alias makhluk yang aktif pada malam hari. Ih, kok sama kayak awak. :)) Landak mini
betina hamil selama 35 hari dan bisa melahirkan anak sampai 8 ekor. Puting susu
ibu landak ada 10, jadi tak rebutan menyusu. Malah bisa tambo yekan. Ada sekitar
400 ekor landak mini di BFC Mini Farm. Anak-anak diajak untuk memberi makan dan
memandikan landak mini. Takut-takut jugak megang ujung durinya walaupun
sebenarnya penasaran. Fyi, landak mini pandai berenang!
Kura-kura
Setelah main ke BFC Mini Farm, kami jadi paham kalok kura-kura bukan
satu jenis yang seperti kami tonton di serial kartun Pada Zaman Dahulu aja. :))
Kura-kura kaki gajah asal Sumatra
Kura-kura leher pendek asal Ambon
Kura-kura leher panjang asal Papua
Kelinci
Wisata melihat kelinci mungkin biasa. Kalok wisatanya lari-larian mengejar kelinci?
Seru! Anak-anak sekalian olahraga. Oiya, saya baru tahu. Kelinci tak boleh
dikasih makan sayur fresh. Lebih baik sayur yang layu supaya pencernaannya tak
bermasalah.
Lobster
Pernah makan lobster air tawar? Hampir
semua menjawab pernah. Tapi, memegang langsung lobster air tawar capit merah,
berani? Nah, di sini klen bisa uji nyali. :)) Anak-anak diajak berburu lobster
di kolam. Jadi, bawalah baju ganti mereka nanti, yo.
Shafiyya:
“Tuh, Uthon, lobster aja makan sendiri. Besok-besok Uthon jangan disuapin Ummi
lagi, ya.” *nyenggol Uthon*
Uthon: *diem sebentar* “Terus,
dia bisa pakai baju sendiri jugak gak, Om?” *muka polos dan serius*
Saya: “….”
Btw, saya tertarik mendengar penjelasan
pemandu wisata tentang beternak lobster. Lobster betina mampu membawa 400–1000
telur di tubuhnya. Setelah dipelihara 5–6 bulan, lobster siap didistribusikan
ke restoran-restoran. Kawan CM yang ingin menyantap lobster saos
padang atau saos manis, sila langsung memesan di TKP. Per kg sekitar Rp 100–200
ribu. Yummy!
Pukul 13.00 wib selesai menyantap lobster
saos padang, kami bersiap pulang. Hati senang perut kenyang. Ini cerita liburan
ke BFC Mini Farm versi kami. Anak-anak bukan sekadar tengok-tengok hewan lucu,
melainkan jugak panen pengetahuan. Pemandu wisatanya sabar, komunikatif, dan
informatif sekali. Plus bisa bahasa Inggris! Kelihatan beliau benar-benar mencintai
pekerjaannya dan pastinya mencintai hewan. Tak sia-sia kami membayar tiket segitu tadi.
Di whiteboard saya membaca cukup banyak
jadwal rombongan yang akan main ke BFC Mini Farm. Rata-rata rombongan sekolah.
Jika Kawan CM dan keluarga ingin wisata dengan selesa, ada baiknya telepon BFC
Mini Farm sebelum datang. Jangan datang bertepatan dengan jadwal main rombongan
lain.
Kawan CM tertarik main ke BFC Mini Farm? Atau,
malah udah pernah? Bolehlah share tempat wisata anak yang lain di Jabodetabek
di sini. Yok! :) [] Haya Aliya Zaki
BFC Mini Farm Alamat: Kp. Tegal Rotan RT 03/07 no. 123 Desa Sawah Baru, Ciputat, Bintaro (seberang Bintaro Exchange Mall) Hari buka: setiap hari (termasuk Natal dan Idulfitri) Jam buka: 09.00-17.00 wib Tiket: Rp75 ribu/orang Telp: 08128098908
Semenjak nonton drama musikal Khatulistiwa
yang patennya ke mana-mana itu, saya mencamkan dalam hati bahwa suatu saat saya
akan bawa anak-anak menonton drama musikal kalau saya mampu. Menurut hemat saya,
aksi menonton drama musikal yang menghibur sekaligus mendidik semacam ini harus
dipupuk dan perlu disyiarkan seluas-luasnya. Syedaaaph. :)
Eh, kayaknya cepat kali doa awak diijabah,
Kawan CM. Beberapa hari lalu saya membaca IG penulis kesohor Dewi Lestari yang
menyebutkan bakal ada teater musikal Raksasauntuk audiens segala umur
(khususnya anak-anak) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, dan … GRATIS!
Makjang, serius gratis? Secepat kilat saya mendaftar. *kebetulan saya ada keturunan
Flash sikit* Alhamdulillah dapat 2 tiket. Satu buat saya dan satu lagi buat
Shafiyya. Horeee!
Cakap punya cakap, rupanya teater musikal Raksasa merupakan gawean Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang
bekerja sama dengan Komunitas Jendela Ide. Dalam rangka memperingati Hari
Antikorupsi Internasional jugak sebenarnya. Teater musikal Raksasa digelar tanggal 22–23 Desember 2016 (Kamis dan Jumat). KPK
yakin, pendekatan seni dan budaya kepada generasi muda mampu membangun karakter
terpuji. Ada 10 nilai integritas yang disisipkan secara apik di dalam cerita,
yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
berani, adil, dan sabar. “Pencegahan
korupsi harus dilakukan dengan berbagai cara dan dilakukan sejak dini,” kata Saut Situmorang, Wakil Ketua KPK. Sutradara teater musikal Raksasa, Marintan Sirait, ikut mengamini.
Mulia sangat ya niat KPK. Yang bikin
awak tambah salut, anak-anak dan remaja bukan cuma jadi penonton! Puluhan dari
mereka terlibat sebagai pemain, musisi, dan tim artistik. Proses produksi
berlangsung selama 5 bulan.
Saya dan Shafiyya dapat jatah menonton hari
Kamis pukul 15.00 wib. Kami tiba pukul 14.30 dan terkesima dengan antrean
penonton. Ramainyeee. Banyak anak SD dan SMP berbaris ditemani guru. Mereka
memakai seragam sekolah masing-masing. Berhubung saya mendaftar sebagai media/blogger,
saya bisa masuk lebih cepat (beda antrean sama yang umum). Kira-kira pukul
16.00 wib acara dimulai. Molor satu jam, tapi tak apalah. Saya paham pusingnya
panitia mengurus panjangnya antrean penonton yang rata-rata anak-anak. Selain
itu, saya dan Shafiyya berjanji, apa pun yang akan terjadi kami harus tetap
happyyyy hihihi.
Teater musikal Raksasa berkisah tentang 8 orang anak bernama Yogi, Rey, Nana,
Togo, Ririn, Melodi, Tom, Bibus, dan anjing lucu bernama Lilu, yang bertualang
ke hutan. Di hutan, mereka berpapasan dengan Djundi, penggembala domba. Djundi
meminta tolong kepada anak-anak untuk menemaninya menemui tiga raksasa.
Pasalnya, ketiga raksasa itu sudah mencuri domba-dombanya!
Siapa pulak yang tak kembut diajak ketemu
raksasa yekan. Tapi, anak-anak kadung kasihan melihat Djundi, jadilah mereka
mengabulkan permintaan di penggembala domba ini. Di tengah perjalanan, mereka
baru sadar bahwa misi mereka bukan lagi cuma mengambil balik domba-domba Djundi.
Mereka mendapat tugas melawan Omora, pemimpin Kota Mesin yang keji, dan
menghidupkan kembali Pohon Harapan. Singkat cerita, jika mereka tak memiliki 10
nilai integritas tadi, mereka tak akan mampu menunaikan tugas. Pertunjukan yang
terdiri atas 6 babak ini berakhir pukul 17.15 wib.
Kalau saya perhatikan, kostum dan properti
pemainnya sederhana. Dari awal sampai akhir pertunjukan, tokoh anak-anak
memakai semacam cape (blus tanpa lengan dengan bukaan depan). Beda anak beda
warna cape. Sebagian besar properti berasal dari bahan kardus yang dimodifikasi
kreatif. Saya paling suka video mapping-nya. Seru sangat waktu melihat adegan anak-anak
kejeblos ke dunia bawah tanah. Kayak jatuh betulan! :)) Musiknya cantik. Semua
pandai bernyanyi. Kabarnya, seluruh elemen pertunjukan tercipta berkat gagasan para
anak-anak dan remaja ini. Waaah!
Rangkaian acara teater musikal Raksasa bukanlah selebrasi semata, Kawan
CM. Anak-anak dan remaja kita diajak untuk menikmati proses, menghayati nilai
integritas, dan berpartisipasi dalam gerakan antikorupsi. Epik! Shafiyya senang
dan saya yakin dia meresapi pesan-pesannya. Apalagi dia dapat buku cerita teater
musikal Raksasa yang berilustrasi dan
full colour dari kakak-kakak panitia. Dalam perjalanan pulang kami asyik membahas lagi pertunjukan tadi.
Oiya, sebenarnya Shafiyya pengin berfoto dengan tokoh Larasati Naga Air di dekat
pintu keluar, tapi penonton udah berjubel berdiri di sana. Ya sutralah. Harapan
kami, semoga semakin banyak pendekatan seni dan budaya kepada generasi muda
seperti ini nanti. Kami tunggu! :) [] Haya
Aliya Zaki
Alkisah dalam mitologi Yunani
hiduplah seorang pemuda yang gantengnya ampon-amponan bernama Narcissus. Maklum
aja, bapaknya Dewa Sungai dan mamaknya bidadari. Semua orang senang melihat
wajah Narcissus. Suatu hari, ketika sedang berburu, Narcissus merasa haus. Dia pun
membungkuk hendak mengambil air di dekat pancuran. Ditengoknyalah bayangan
wajahnya di air. “Amboiii, ganteng sangat! Siapa itu?!” batin Narcissus, terkejut.
Siang malam dia mengagumi wajah di dalam air yang tak lain dan tak bukan adalah
wajahnya sendiri. Akhirnya Narcissus tak peduli lagi sama lingkungan sekitar, termasuk sama peri Echo yang diam-diam mencintainya. Cerita komplet ada di buku ketiga Metamorphoses karya Ovid, seorang penyair Romawi. Narcissus
ini menjadi cikal bakal istilah “narsis” yakni julukan untuk orang yang cinta
berlebihan kepada dirinya sendiri. Orang-orang yang selfie-nya kebablasan, sering
diejek, “Narsis kali kau bah!”
Saya senang melihat foto
kawan-kawan yang selfie selama masih dalam dosis normal haha, kecuali kalok
dia beauty blogger yang pekerjaannya memang mesti selfie memperlihatkan wajah setelah
make up atau setelah pakai skin care. Selfies for positive purposes. Kita pun
jadi terinspirasi yekan.
Bagi saya, selfie merupakan salah
satu cara menyimpan jejak peristiwa demi dikenang sampai nanti. Entah kenapa,
sensasi ber-selfie ria ini berasa beda aja dibanding berfoto biasa. Setuju? Saya
selfie di momen-momen yang ingin saya ingat. Contoh, selfie di depan standing
banner buku yang baru terbit, selfie saat nonton konser, selfie menghadiri acara
penting, selfie setelah berhasil menurunkan berat badan *huhuy*, selfie sama
anak-anak, dst. Selfie paling berkesan adalah selfie bersama anak-anak yatim di sebuah acara di bulan Ramadhan. Terharuuu hiks! Foto-foto selfie tersebut manjur jadi mood booster di kala
galau. Pandang foto selfie, teringatlah kenangan manisnya. :) Kadang awak
selfie untuk membunuh bosan, tapi selfie yang ini lebih sering disimpan sendiri
(tak diaplot di medsos).
Selfie yang bikin suami semangat kerja :p
Selfie, eh, wefie lagi nonton konser Tommy Page *ketahuan umur*
Selfie horor buat nakutin followers hag hag hag
Selfie paling berkesan bersama anak-anak yatim (can you see my watery eyes?)
Jika bicara soal selfie so
pasti kita jugak bicara soal ponsel yang support aktivitas ini, Kawan CM. Cukup
banyak ponsel yang menawarkan spek paten, namun ada satu yang bikin saya
terngangah manis manjah. Kenapaaah? Resolusi kamera depannya woooiii diklaim
terbesar di dunia, yakni 20 megapiksel (MP)! Mau tahu apa ponselnya? Yak, Vivo V5! Alamak, apa jadinya wajah awak
kalok selfie pakai ponsel Vivo V5? :))
Panjang umur, saya dapat
undangan ikutan acara launching ponsel Vivo V5 di Ritz Carlton Hotel, Jakarta
(23/11). Acara launching-nya mewah. Munculnya Agnez Mo, brand ambassador Vivo V5, dari
balik panggung bikin acara tambah meriah! Agnez dipilih jadi brand ambassador
Vivo V5 karena doi dianggap sebagai sosok yang paling sesuai dengan values yang
diusung brand Vivo V5. Energik, positif, dan berprestasi.
Menurut James Wei (CEO Vivo Indonesia), kata “Vivo” berasal dari bahasa
Romawi, yang berarti yel yel penyemangat untuk para petarung. Cocoklah kalok
“Vivo” dipakai jadi brand ponsel yang berkarakteristik muda dan dinamis. Saat
ini Vivo udah terdaftar di lebih dari 100 negara di dunia sejak tahun 2014.
Launching Vivo V5 di Ritz Carlton Hotel, Jakarta (23/11)
Berhubung awak blogger yang
baik budiman, senang berkawan, serta gemar makan (entah hapa hubungannya),
kelebihan dan kekurangan Vivo V5 awak buat berupa poin-poin runtut seperti ini.
Mudah-mudahan Kawan CM lebih mudah mencerna infonya. Yok, simak!
Yay for Vivo V5!
1. 20 MP front camera with selfie softlight
Kekuatan
utama Vivo V5 ada pada kamera.
Seperti yang udah saya
sebut sebelumnya, kamera depan Vivo V5 memiliki resolusi terbesar di dunia 20
MP dengan selfie softlight. Lebih gede resolusinya daripada kamera belakang yang
13 MP. “Sensor kamera Vivo V5 eksklusif menggunakan sensor Sony IMX376 dengan
focal length 1/2.78 inci yang memungkinkan cahaya lebih banyak masuk,” jelas
Kenny Chandra (Regional General Manager Vivo Indonesia). Hasil selfie lebih
detail, tidak pecah meski di-zoom, dan natural.
Selain itu, kamera dilengkapi dengan
bukaan f/2.0 sehingga selfie pada malam hari bukan masalah. Cahaya flash tidak
tajam. Ini hasil saya selfie dengan Vivo V5. Acem klen rasa?
Selfie dengan Vivo V5
Foto pakai kamera belakang (blur background bisa diatur pakai mode professional)
2. Face Beauty Mode 6.0
Belum puas, saya mencoba selfie pakai Face Beauty
Mode 6.0. Alamak, pori-pori segede lobang sumur lenyap! Lobang-lobang bekas
jerawat yang terkutuk cuss hilang! Meski begitu, selfie saya tetap kelihatan
natural, kan? Kawan-kawan di Instagram prefer selfie saya yang pakai Face Beauty
Mode 6.0 ini hehe.
Face Beauty Mode 6.0
3. Slim and stylish body
Setiap melihat ponsel, bodi selalu jadi
perhatian pertama saya. Mamaaakkk ... udah tak zamanlah ya pakai ponsel yang
tebelnya setebel batu bata! Vivo V5 unibody design, berbahan
metal, dan kokoh. Slim dan ringan hanya 154 gram. Dimensi 153.8x75.5x7.6 mm. Dua garis metallic glow di bodi belakang adalah antena. Kalok
pakai Vivo V5, awak jadi makin gaya. *sisiran* Kesannya pakai ponsel mahal.
Padahaaal? Nanti belakangan awak kasih tahu harganya.
Vivo V5 tampak depan
Vivo V5 tampak belakang
4. Layar 5.5 inch dengan 2.5 D corning gorilla glass
Layar
ukuran 5.5 inch membuat Vivo V5 lumayan enak digenggam dengan satu tangan.
Resolusi layar 1280x720 piksel. Berkat 2.5 D corning gorilla glass, layar jadi lebih kuat dan relatif
aman.
5. Eye protection mode
Cahaya
biru dari layar ponsel menyebabkan mata cepat lelah. Solusinya, malam hari kita
bisa menyalakan eye protection mode sehingga layar berubah kuning dan cahaya
lebih redup. Lebih nyaman untuk mata.
Eye protection mode
7. Faster fingerprint unlocking
Cuma butuh 0.2 detik! Tak perlu pencet home button
lama-lama apalagi sampai jebol.
6. Hi-Fi music
Kaum urban sekarang hobinya motret dan dengerin musik. Melalak aja kita ke mana gitu pasti ketemu orang lagi motret atau dengerin musik dari ponsel. Kata James Wei, "Itulah sebabnya Vivo fokus pada kamera dan musik." Sensor AK4376 membuat kualitas audio Vivo V5 lebih
baik. Rasio signal-to-noise 115 dB. Semakin tinggi dB semakin apik. Audio Vivo
V5 lebih baik 2,5 kali dibandingkan pendahulunya Vivo V3 Max yang punya rasio signal-to-noise
105 dB.
7. Smart split 2.0
Pernah
klen palak karena lagi asyik-asyiknya nonton video streaming, terus ada pesan
WhatsApp masuk? Tahu-tahu ketutup aja layar videonya. Pakai Vivo V5, tak bakal
kejadian lagi macam tu. Kita bisa nonton video streaming sekalian jawab pesan
WhatsApp. Layar terbagi dua!
8. 4 GB RAM + 32 GB ROM
Terakhir, jeroannya cemanaaa?
Vivo V5 punya spek dalam 4 GB RAM, 32 GB internal memory expandable memory up
to 128 GB, prosesor octa-core 64-bit Mediatek MT6750, dan android 6.0 Marshmallow. Koneksi
4G LTE.
Dengan semua kelebihan di
atas, harga Vivo V5 dibanderol jreng jreng jreng ... Rp3.499.000,00! Value for money smartphone. Acara launching Vivo V5
dan pengalaman saya pegang-pegang sekejap Vivo V5 sila ditengok di video di bawah
ini.
Nay for Vivo V5!
1. Hybrid dual SIM
Slot
2 sim card menyatu dengan slot external memory card. Kita bisa memasukkan 2 sim
card ATAU 1 sim card + 1 external memory card. Sila pilih. Jadi, tak bisa kalok
2 sim card + 1 external memory card dimasukkan sekaligus ke Vivo V5. Beda dengan Vivo V3
yang dedicated slot.
2. Using MediaTek Chipset
Harga
prosesor MediaTek memang ramah di kantong, tapi untuk urusan kinerja lebih joss
Exynos dan Snapdragon. Hanya, kinerja ponsel bukan dipengaruhi prosesor thok,
melainkan jugak faktor lain.
3. No fast charging feature
Vivo
V5 tak punya fast charging feature. Lama cas baterai berkapasitas 3000 mAh ini
kira-kira 1, 5 jam. Fyi, jangan khawatir baterai ponsel Vivo V5 klen drop atau
rusak kalok klen lupa mencabut charger. Soalnya, begitu baterai penuh, aliran
listrik dari charger ke ponsel otomatis terputus. Dengan syarat, klen pakai charger
asli ponsel Vivo V5, bukan charger ponsel merek lain. Etapiii ... janganlah
pulak sering-sering lupa cabut charger. Mantan aja masih diperhatiin, masa
ponsel klen sendiri enggak? *eh*
3. Non-removable battery
Sebenarnya ini mungkin tak
bisa dibilang kekurangan Vivo V5 jugak. Hari gini rata-rata baterai ponsel udah
pada non-removable. Bodi belakang yang bisa bolak-balik dibuka dan baterainya diganti-ganti, justru bikin baterai (bahkan ponsel) rentan kerusakan. Udah
tahu kan rules utama supaya baterai ponsel awet? Yap, hindari memakai ponsel
(apalagi buat main games) saat ponsel sedang dicas. Pastikan ponsel dicas
ketika memang udah low bat. Kalok baterai belum penuh, janganlah kejam kali main cabut charger aja.
Kek
mana, Kawan CM? Kira-kira udah ada bayangan untuk ponsel asal Cina yang satu
ini, yo? Sila menimbang-nimbang sebelum membeli. Saya pribadi pengin punya, tak
mau kalah sama Captain America yang pakai ponsel brand Vivo di film Captain America: Civil War. *uhuk* Oiya,
Vivo V5 warna gold sudah beredar di Indonesia sejak tanggal 1 Desember 2016. Rose
gold menyusul. Limited edition-nya space grey.
Beli Vivo V5 di konter
resmi bakal dapat macam-macam aksesori orisinal, seperti phone stand, tempered
glass, i-ring, dan tongsis. Selfie makin mantap. Garansi 24 bulan a.k.a 2
tahun. Semakin lama waktu garansi semakin bagus.
Pesan (sok) bijak saya, jangan
sampai selfie membuat kita jadi “orang asing” di tengah keramaian seperti kisah Narcissus. Niatnya mau
menangkap momen, tapi yang ada kita malah kehilangan momen. Yang lain pada happy
berkombur dan bersenda gurau, eh, kita selfie terus sampai acara bubar. Rugi,
kan? Nah, pastikan selfie klen diambil pakai ponsel Vivo V5, ponsel pertama yang memiliki resolusi kamera depan
terbesar di dunia, yakni 20 MP. Bahasa Bataknya: take your perfect selfies for saving your
perfect memories with Vivo V5! Sodaaap! :)) [] Haya
Aliya Zaki