Akhirnyaaa ... pementasan
drama musikal Khatulistiwa tiba! Saya
dan kawan-kawan blogger berasa mendapat kehormatan karena diundang nonton
bareng selebritas pada hari Jumat (18/11)
di TIM, Jakarta. *uhuk* Pementasan drama ini sendiri baru dibuka untuk
umum pada keesokan hari dan lusanya (Sabtu dan Minggu). Pastilah kami tak
menyia-nyiakan kesempatan langka. Sekalian pengin nostalgia zaman SMA waktu pentas
drama sekolahan. Kebetulan dulu itu awak jadi penulis naskah dan salah satu pemainnya.
:))
Banyak kisah pahlawan yang ditampilkan pada
drama musikal Khatulistiwa. Mungkin
karena saya berasal dari Sumatra, chemistry kisah pahlawan Tjoet Njak Dhien
(Aceh) dan Sisingamangaradja XII (Sumatra Utara) yang paling kuat bagi saya. Menetes
air mata menonton adegan Tjoet Njak Dhien ditangkap Belanda dan Lopian tewas ditembak
Belanda. Sumpah, kalau bukan karena drama musikal Khatulistiwa, mungkin saya tak bakalan tahu bahwa Tjoet Njak Dhien
punya putri bernama Tjoet Gambang dan Sisingamangaradja XII punya putri bernama
Lopian. Tjoet Gambang dan Lopian jugak pahlawan, Kawan CM!
Kami duduk di balkon |
Meski pertunjukan berlangsung
selama 4 jam, saya tak merasa bosan sama sekali. Kami diajak menikmati kisah
kepahlawanan dari berbagai daerah, mulai masa kedatangan VOC hingga era
kemerdekaan. Cara penyampaiannya unik, yakni flash back melalui penuturan seorang
ayah kepada anak-anaknya. Duh, mendadak nyesal awak tak bawa anak-anak. :(
Berikut beberapa hal yang paling menarik perhatian saya dari pementasan drama
musikal Khatulistiwa.
VOC datang |
Sumpah Pemuda |
Tentara Jepang |
Akting
Akting para talent usah
diragukan lagi, yo. Saya senyum-senyum menonton Rio Dewanto yang fasih berperan jadi Sisingamangaradja XII yang
bersuku Batak. Demikian pulak Teuku
Rifnu Wikana (asli Siantar) pas nian berperan jadi H.O.S Tjokroaminoto yang
bersuku Jawa. Salut terutama kepada talent anak-anak. Akting mereka natural
sangat. Ketika kami diundang menyaksikan latihan drama musikal Khatulistiwa beberapa waktu lalu,
sutradara Adjie N.A berjanji bahwa
akting anak-anak drama musikal Khatulistiwa
beda sama akting anak-anak di sinetron masa kini yang lebay dan dibikin-bikin macam
orang dewasa. Dan, ucapan Adjie N.A terbukti. Sayang, saya urung memiliki
kesempatan mewawancara anak-anak ini setelah akhir acara. Soalnya mereka harus
lekas pulang istirahat. Besok dan lusanya mereka pentas lagi.
Rio Dewanto (paling kanan) sebagai Sisingamangaradja XII |
Teuku Rifnu Wikana sebagai H.O.S Tjokroaminoto |
Flash back seorang ayah bercerita kepada anak-anaknya |
Musik
Apalah
artinya sebuah pertunjukan tanpa musik yang indah yekan. Nah, drama musikal Khatulistiwa musiknya luar biasa. Musiknya betul-betul menentukan suasana hati. Saya paling suka musik pembuka yang
heroik, musik di adegan Tjoet Nyak
Dhien, dan lagu-lagu yang dinyanyikan Sita Nursanti ‘RSD’ (Dewi Sartika). Bravo
penata musik Ifa Fachir! Makasih
jugak udah RT tweet-tweet awak tempo hari. *eh*
Dialog dan nyanyian
Awalnya
saya dan kawan saya, Lidya, menyangka semua pemain lip sync. Tapi, setelah kami
tengok-tengok, ternyata tidak. Dialog dan nyanyiannya langsung, bukan lip sync.
Masing-masing talent memakai personal mic (clip on). Kebayang tak klen semua dialog
dan nyanyian (termasuk tarian) selama 4 jam itu dihafal di dalam kepala! Latihan yang memakan waktu hampir satu tahun membuahkan hasil.
Kostum
Penata kostum Auguste Soesastro memberi warna khas
untuk kostum setiap daerah. Misal, kostum Makassar warna marun, kostum Aceh
warna abu-abu, kostum tentara Belanda warna cokelat, dst. Jadi tak bingung. Kostumnya
paten. Kebayang kalok awak yang jadi penata kostum kayaknya udah semaput duluan
mikirin mulai urusan ukuran, warna, sampai model. Yang main ratusan talent
woiii. Ampon!
Properti
Seru tauk memperhatikan
properti drama musikal akbar kayak gini. Segala rumah adat bisa didorong-dorong
keluar masuk panggung dalam waktu sekian detik. Paling epic itu adegan
Tjoet Njak Dhien yang ditangkap Belanda saat hujan geluduk. Layar transparan
diturunkan. Daaan, ternyata layar tersebut punya lampu kelap-kelip yang memberi
efek seperti hujan. Ditambah sound system mendukung, jadilah adegan hujan
geluduk yang diinginkan. Mantap. Yok, kita lihat di video.
Drama musikal Khatulistiwa bukan cuma melibatkan pakar seni, melainkan jugak pakar sejarah, Asep Kambali. Insya Allah kisah sejarah yang ditampilkan akurat.
Oiya, kabarnya keluarga para
pahlawan diundang menonton pementasan perdana. Pun beberapa sekolah, yayasan, dan
panti asuhan. Harapannya, kisah patriotik pahlawan tersebar luas,
khususnya kepada generasi muda. Untuk kawan-kawan di luar Jabodetabek yang tak
bisa nonton, semoga kebagian dapat DVD-nya, yo. Nanti ada ribuan DVD Film Khatulistiwa yang akan dibagikan ke
seantero nusantara. DVD berisi dokumenter drama musikal Khatulistiwa,
infografis sejarah Indonesia, dan rekaman lagu-lagu Indonesia di pementasan drama
musikal Khatulistiwa.
Mauliate godang atas undangannya,
Sun Life Financial Indonesia, salah
satu pendukung drama musikal Khatulistiwa.
Tak ada satu pun yang bisa menjamin masa depan kita selain Allah Swt. Namun,
kita bisa mengatur rencana, salah satunya dengan cara bikin asuransi. Sun Life
Financial Indonesia menyiapkan aneka asuransi sesuai kebutuhan. Tinggal tunjuk.
Kalok belum paham, jangan khawatir. Staf Sun Life Financial Indonesia siap
membantu.
Tiara Josodirdjo |
Rasanya makin cinta Indonesia. Begitu hebatnya perjuangan para pahlawan kita dulu dan kita masih sering menyeletuk dengan nada sepele, "Yaaah ... mau berharap apa. Namanya jugak Indonesia." Tak malukah? Titip doa untuk semua pahlawan pemberani kami di surga. Last but not least, respek
saya setinggi-tingginya kepada Tiara
Josodirdjo dan tim dari Josodirdjo
Foundation yang menggagas hadirnya drama musikal Khatulistiwa. Sebelumnya, Josodirdjo Foundation sukses membuat
acara sosial tentang seni dan budaya; Pertunjukan
Bawang Merah bawang Putih dan Kampung
Anak Indonesia (2012). Jangan lelah berkarya. Kami tunggu #AksidariHati
yang berikutnya! :) [] Haya Aliya Zaki
Hwaaa pingin nontoooon. Udh baca tulisan mba Lidya jg td. Sabtu minggu ini ada kan yaa. Tiket masuk berapaaa
ReplyDeleteAlamak dah lewat, Noe. Sabtu dan Minggu lalu. Infonya ada di postingan sebelum ini.
ReplyDeleteAduh. Saya pecinta musikal, mbak. Dan kepengin banget nonton teater musikal. Tapi di Surabaya belum ada :( Jadi iri sekali
ReplyDeleteSemoga di Surabaya segera ada. Yang drama musikal ini tunggu aja DVD-nya. :)
DeleteOh Rio Dewanto yg berperan sbg Sisingamangaraja XII ya, Bu? Saya kira jadi sultan Hasanuddin.
ReplyDeletePengen nonton lagi acara2 teater yg berbobot semacem ini :)
Bukan, Mbak Dina. Yang jadi Sulthan Hasanuddin itu Haikal Baron. Saya juga suka nonton pertunjukan seperti ini. Semoga ada lagi, ya. :)
Deletewah asyiknya ya bisa melihat langsung, aku suka sih lihat acara sperti ini , pastinay keren
ReplyDeleteSangat! :)
DeleteWaaa.. jadi penasaran nonton drama musikal. Seumur-umur, belom pernah. Haha..
ReplyDeleteApalagi kalau ceritanya bagus gini, mending bawa anak2 sekalian ya, biar tahu sejarah Indonesia gmn
Bagus buat anak-anak belajar sejarah. Moga-moga awak kebagian DVD-nya xixixi.
DeleteSuka deh aku omak sama drama musikal gini, 4 jam huaa,puas bgt.
ReplyDeletemaulah awak jg diundang kaya omak hihii
Rio Dewanto mah pasti keren yaa actnya.
Rio Dewanto mantap aktingnya. Semua aktor mantaplah. Latihannya hampir setahun pulak. Alhamdulillah terbayar semua dengan pementasan yang memukau.
DeleteWah, keluarga pahlawan juga diundang ya. Keren ya Musikal Khatulistiwa nih :)
ReplyDeleteBetol betol betol. Luar biasa. Moga makin banyak proyek semacam ini. :)
DeleteKalau kata orang Medan, mantap kali lah ekting orang ni... Hehehe.
ReplyDeleteSukak banget nontonnya. Keren!
Yap, Mbak Donna. Daaan, dijamin belajar sejarah lebih cepat diserap kalok cara penyampaiannya paten kek gini.
DeleteUtk pertama kalinya nonton live pementasan drama musikal ternyata asik juga dan keren.... Yg bikin kagum dan salut para pemainya bukan hanya hnya hrus menghapal naskah namun hrus bisa nyanyi mak..bener bukan lip sync
ReplyDeletePercaya gak percaya ya Mas semua suara asli bukan lip sync.
DeleteTerpesona banget dengan musiknya.
ReplyDeleteAdegan hujan itu luar biasa keren.
Kalau pelajaran sejarah dibikin sekreatif ini kayanya gak bakal ngantuk saat masih sekolah hahaha. Dan pastinya gampang diingat :D
ReplyDeletevcd drama musikal inidi perjual belikan tidak bu, buat di kasih ke siswa siswa kami
ReplyDeleteSetahu saya tidak diperjualbelikan, melainkan dibagi-bagikan GRATIS, Pak. Untuk mendapatkannya mungkin Bapak bisa hub Twitter @M_Khatulistiwa.
Delete