Hmmm
… weekend ke mana yang istimewa, ya? Kalau jalan-jalan, makan, dan nonton film
di mal mah udah biasa banget. Nah, setelah membaca woro-woro akun Twitter
@Nutrisi_Bangsa tentang Festival Kota Layak Anak di Plaza
Tenggara Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, saya mantap mengajak Shafiyya ke
sana. Yap, weekend ini rencananya jadi “me time” kami berdua. Memangnya ada apa
aja di Festival Kota Layak Anak? Banyak! Ada aktivitas mendongeng, perpustakaan
keliling, crafting, berkebun, talkshow dengan para pakar, yoga bareng, dan …
food bazaar! Yum!
Festival
Kota Layak Anak berlangsung 7 – 8 November 2015. Kerja sama yang apik antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA) dengan PT. Sarihusada.
Tanggal 7 November 2015, Menteri PPPA, Yohana
Yembise, membuka acara. Beliau berkata, “Festival Kota Layak Anak
dimaksudkan untuk membuka kesadaran berbagai pihak bahwa semua anak wajib
dipenuhi hak-haknya. Tagline yang dipakai: Semua
Anak, Anak Kita.” Jadi, kalau Teman-teman melihat seorang anak mendapat
perlakuan KDRT, misalnya, segeralah bertindak. Jangan ragu karena anak itu
bukan anak kita. Ingat tagline yang disampaikan Ibu Menteri; Semua Anak, Anak Kita.
Sebagian orang berpikir, anak-anak hanyalah
mereka yang berumur 1 – 4 tahun. Padahal, tidak. Berdasarkan UU No. 23/2002
Perlindungan Anak, definisi anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih berada dalam kandungan. Ada 5 hak dasar anak yang
harus dipenuhi, yakni hak sipil (akta kelahiran), hak terhadap lingkungan
keluarga, hak pendidikan, hak kesehatan, dan hak perlindungan khusus. Booth di
Festival Kota Layak Anak diberi nama sesuai 5 hak anak ini.
Saya memilih datang hari Minggu. Pukul
09.30 wib kami sampai di GBK. Wah, sudah ramai! Kami kehabisan paspor huhuhu. Rupanya
terik matahari tidak mengurangi antusiasme pengunjung. Rata-rata pada bawa
keluarga. Yes, memang cocok banget menghabiskan family time di Festival Kota
Layak Anak.
 |
Rame! |
Shafiyya langsung ikutan aktivitas menggambar
arahan Mba Tanti Amelia. Sehari-harinya
Mba Tanti terkenal jago doodling, lho. Saya drop Shafiyya di sini karena Shafiyya
senang menggambar dan menulis komik di rumah. Selain mengarahkan, Mba Tanti juga
mencoba membaca psikologis anak melalui coretan tangan mereka. Jadi penasaran!
Mumpung
Shafiyya lagi asyik menggambar, saya mampir ke booth Perlindungan Khusus. Adit
dan Meta dari KPPPA menyambut
hangat. Dari mereka saya mendapat macam-macam informasi. Bukan hanya anak
normal yang wajib dilindungi, Teman-teman. Anak yang sedang berhadapan dengan
hukum, anak berkebutuhan khusus, pekerja anak, anak korban bencana, dan anak
dengan lingkungan LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender) pun butuh. Bicara
tentang “anak yang sedang berhadapan dengan hukum”, saya jadi teringat sahabat saya, Kak Wylvera. Beliau relawan pembimbing anak-anak lapas. Seperti
yang kita tahu, anak-anak ini disidang seperti orang dewasa, dimasukkan satu
kurungan yang sama dengan orang dewasa, dst. Bagaimana pendidikannya? Tumbuh
kembangnya? Semua perlu perhatian. KPPPA bekerja sama dengan
berbagai pihak, termasuk dengan perusahaan-perusahaan yang concern di dunia
anak mulai dari policy sampai produk. Salah satunya PT. Sarihusada.
 |
Adit dan Meta dari KPPPA
|
Sayang
acara Festival Kota Layak Anak tidak sampai sore. Cuma dari pukul 08.00 – 13.00
wib. Meski begitu, saya dan Shafiyya benar-benar menikmati “me time” kami. Saya
dapat wawasan baru, Shafiyya ikutan aktivitas ini itu. Mau tahu ngapain aja
Shafiyya di sana? Ini dia!
 |
Shafiyya menggambar |
 |
Mba Tanti Amelia |
 |
Nonton Tuki mendongeng |
 |
Liatin ibuk-ibuk jelly art
|
 |
Menjawab pertanyaan kakak-kakak dokter gigi |
 |
Dapet sertifikat dari kakak dokter gigi |
 |
Periksa gigi gratis |
 |
Main! |
 |
Semua Anak, Anak Kita |
Kebijakan dan program Kota Layak Anak yang
dikembangkan KPPPA telah menyentuh 262 kota/kabupaten yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Sampai sekarang ada 3 kota yang meraih perhargaan Menuju
Kota Layak Anak kategori Nindya, yakni Denpasar, Surabaya, dan Surakarta. Insya
Allah Indonesia Layak Anak (IDOLA) terwujud di tahun 2025, ya! Semoga bisa
lebih cepat. Menurut Adit dan Meta, tugas untuk mewujudkannya bukan cuma dari pemerintah,
melainkan juga kita sebagai orangtua dari rumah masing-masing. Apa pun itu
semuanya dimulai dari keluarga. Setuju, Kawan CM? [] Haya
Aliya Zaki
Posted by : Haya Aliya Zaki
semua dimulai dr keluarga, dr ms kanak2 jg
ReplyDeleteBetul betul betul.
DeleteWah...Mak Tanti bisa baca psikologis anak lewat gambar.
ReplyDeleteAku juga baru tahu Mba Tanti bisa "menerawang".
Deletewah Shafiyyah mirip banget Mamanya yah.. cantik dan ngegemesin.
ReplyDeleteAiiih makasih Tanteee. Jadi pengin nraktir nih. :))))
Deletekompak sekali keluarganya
ReplyDeleteKeluarga yang mana nih hehehe.
Deleteseru acaranya..apalagi ..bisa manjat tanga balon..itu yah namanya...
ReplyDeleteanak-anak pasti suka...
Yap, itu perosotan balon. Anak-anak pada main di sana.
DeleteSayang belum bisa datang di event ini, Shafiyya senang sekali ya diajak ke festival kota layak anak.
ReplyDeleteSemoga event-event untuk edukasi dan perkembangan anak mendapatkan sponsor banyak, agar sering-sering diadakan, sembari nunggu saya bisa jalan sendiri dengan dua krucil..hihii sabtu minggu bapake kadang ngode juga ***
Aamiin. Moga lain kali bisa ikuta ya, As. Acaranya bagus . Sayang cuaca kurang mendukung.
Deletewaduuuh tersanjung dengan kalimat di atassss
ReplyDeleteterimakasih banyaaak mbak Hayaaaaa, actually aku kagum dengan Shafiya karena dia tahu persis apa yang diinginkan (y)
Waah... Perlu banget nih.
ReplyDeleteSoalnya dunia anak sudah terkontaminasi media
mudah-mudahan acara seperti ini rutin. Syukur-syukur kalau akhirnya terwujud kota layak anak
ReplyDelete